Saturday, March 15, 2008

Mayan The Lost Empire


Memang benar, bangsa Maya tinggal di Amerika Tengah yang sekarang ini,
bekas peninggalan sejarah yang misterius berada di dalam hutan belantara
yang terpencil dan sepi, sekalipun begitu, ada beberapa orang yang
mengetahui, bahwa bangsa Maya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
bangsa Tiongkok dan Mongol di belahan bumi lain yang jauh. Peninggalan
batu raksasa dan karya seni bangsa Maya yang mahatinggi, jauh melebihi
kehebatan teknologi masa kini. Marilah kita lepaskan prasangka dan
persepsi yang telah telanjur tertanam, menyelami kembali bekas kehidupan
dan tempat tinggal bangsa Maya, melihat-lihat bagaimana dan apakah
sebenarnya bangsa dan kebudayaan Maya.

Proses Penemuan
Bangsa Spanyol masuk ke Amerika Selatan pada abad ke-16, dengan status
agresor mereka menjajah daratan yang asli ini. Penduduk Amerika Tengah
dan Selatan ketika itu hidup sebagai petani yang primitif, mereka sama
sekali tidak berdaya menghadapi kapal dan meriam kuat bangsa Spanyol.
Dan dengan cepat, bangsa Spanyol menyebarkan agama mereka ke tempat
tersebut, dua orang misionaris yang melihat kepercayaan takhayul dan
ilmu sihir penduduk setempat, segera membakar tempat tersebut,
mengakibatkan buku kuno yang disembunyikan semuanya terbakar musnah.



Mayan Empire Map

Tidak disangka bahwa buku-buku tersebut adalah buku kuno yang mencatat
pusaka pengetahuan peninggalan kebudayaan bangsa Maya yang telah lama
menghilang, di dalamnya tercatat secara terperinci tingkat ilmu
pengetahuan dan budaya mereka yang mahatinggi pada masa itu. Mungkin
demikianlah takdirnya, kini para ilmuwan yang menyelidiki kebudayaan
Maya hanya bisa menggambarkan kehebatan budaya Maya saat itu secara
tambal sulam berdasarkan potongan naskah yang berhasil dikumpulkan.

Bebatuan Raksasa di Hutan
Piramida bangsa Maya dapat dikatakan merupakan bangunan piramida kedua
yang terkenal setelah piramida di Mesir. Kedua jenis bangunan piramida
ini terlihat tidak begitu sama, warna piramida Mesir adalah kuning
keemasan, sebuah piramida bersudut empat yang berbentuk kerucut, agak
terkikis setelah berabad-abad tertiup angin dan diterpa hujan. Piramida
Maya lebih rendah sedikit, disusun dari bebatuan raksasa yang berwarna
abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, di puncaknya ada
sebuah balairung untuk memuja dewa. Di sekeliling piramida Maya
masing-masing memiliki 4 tangga, setiap tangga memiliki 91 undakan,
secara total 4 buah tangga ditambah satu undakan bagian paling atas
adalah berjumlah 365 undakan (91 x 4 + 1 = 365), tepat merupakan jumlah
hari dalam satu tahun.

Bangsa Maya sangat memperhatikan ilmu perbintangan, baik di dalam maupun
di luar bangunan semuanya adalah angka yang berhubungan dengan hukum
peredaran benda langit. Selain jumlah undakan tangga, pada 4 bagian
piramida masing-masing terdapat 52 buah relief 4 sudut, menandakan satu
abad bangsa Maya adalah 52 tahun.

Observatorium astronomi bangsa Maya juga memiliki bentuk bangunan yang
sangat spesifik. Dilihat dari sudut pandang masa kini, secara fungsional
maupun bentuk luar observatorium bangsa Maya sangat mirip dengan
observatorium masa kini, sebagai contoh misalnya menara pengamat
observatorium Kainuoka, di atas teras yang indah dan sangat besar pada
menara tersebut, terdapat undakan kecil bertingkat-tingkat yang menuju
ke teras. Ada beberapa kemiripan dengan observatorium sekarang, juga
merupakan sebuah bangunan tingkat rendah yang berbentuk tabung bundar,
pada bagian atas terdapat sebuah kubah yang berbentuk setengah bola,
kubah ini dalam rancangan observatorium sekarang adalah tempat untuk
menjulurkan teropong astronomi. Empat buah pintu di lantai yang rendah
tepat mengarah pada 4 posisi. Jendela di tempat itu membentuk 6 jalur
hubungan dengan serambi muka, paling sedikit tiga di antaranya
berhubungan dengan astronomi. Salah satunya berhubungan dengan musim
semi (musim gugur), sedangkan dua lainnya berhubungan dengan aktivitas
bulan.

Menara pengamat observatorium Kainuoka ini adalah peninggalan terbesar
dalam sejarah, peninggalan sejarah yang lain juga memiliki bangunan yang
serupa. Semuanya dalam posisi yang saling merapat dengan matahari dan
bulan. Belakangan ini arkeolog beranggapan bahwa astronom bangsa Maya
pada zaman purbakala telah membangun jaringan pengamat astronomi pada
setiap wilayahnya.



An ancient Mayan Monument

Dinilai pada masa kini, bangunan tersebut cukup menakjubkan. Piramida
Maya misalnya, bagaimanakah caranya memotong bebatuan berukuran sangat
besar, diangkut ke tempat yang jauh dalam hutan belantara, bebatuan yang
beratnya puluhan ton, ditumpuk hingga mencapai tinggi 70 meter, jika
tidak ditunjang dengan alat angkut dan peralatan yang memadai, adalah
sangat sulit untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dan suku bangsa
yang hidup dalam hutan belantara, mengapa harus mengerahkan upaya dan
tenaga sedemikian besar, membangun sebuah jaringan pengamat
observatorium? Ditilik dari sejarah, teleskop baru ditemukan pada abad
ke-16 oleh Galileo, setelah itu barulah muncul observatorium ukuran
besar, dan konsep jaringan pengamat observatorium baru muncul pada zaman
modern. Kala itu konsep yang demikian dapatlah dikatakan sangat maju dan
canggih.

Hilang Secara Misterius
Lembaran budaya cemerlang yang ditulis bangsa Maya untuk sejarah
manusia, telah kita ketahui tingkat keanggunannya. Arkeolog menganggap,
kebudayaan bangsa Maya semestinya secara perlahan-lahan terbentuk sejak
tahun 2000 SM hingga masa tahun 250 M, setelah tahun 250 M hingga masa
tahun 900 M, budaya tersebut memasuki masa keemasan, dan pada abad ke-7
dan 8, memasuki masa yang sangat makmur dan sejahtera.

Tulisan paling dini bangsa Maya muncul menjelang dan sekitar Masehi,
namun batu prasasti pertama yang tergali memperlihatkan catatan yang
menulis tahun 292 M. Sejak itu, tulisan bangsa Maya hanya tersebar pada
areal terbatas. Dan pada tarikh Masehi setelah pertengahan abad ke-5,
tulisan bangsa Maya baru secara menyeluruh tersebar ke semua kawasan
Maya. Misalnya batu prasasti terakhir diselesaikan pada 869 M, dan batu
prasasti terakhir di seluruh kawasan Maya diselesaikan pada 909 M.


Menurut data penelitian: "Suatu hari di tahun 909 M, tanpa sebab yang
jelas, 80% bangsa kuno Maya tiba-tiba saja menghilang, tidak hanya
meninggalkan kuil yang belum selesai dibangun, bahkan sejumlah besar
balairung dewa dan bangunan model raksasa semuanya ditinggalkan begitu
saja, terbenam dalam reruntuhan tembok yang roboh. Semua pusat pemujaan
juga terhenti aktivitasnya. Kemudian, sejak hari itu, kebijaksanaan
leluhur lenyap dengan sangat cepat, dan bangsa Maya yang tertinggal pun
mulai berubah menjadi buta pengetahuan dan merosot moralnya."
Dari bukti penelitian ilmuwan ini, kita dapat memberikan penjelasan yang
rasional: Setelah mengalami perkembangan budaya yang tinggi, dikarenakan
perkembangan budaya materi, kehidupan bangsa Maya kuno lambat laun
merosot, menuju kemerosotan moral masyarakat. Lalu sebagian yang masih
disebut kebijaksanaan leluhur itu, pada kenyataannya adalah sekelompok
orang yang telah jatuh merosot moralnya, mereka mendorong perkembangan
hal yang tidak baik, membuat segenap masyarakat bangsa Maya kuno
mengarah menuju kepunahan!

Meskipun terdapat sejumlah dokumen yang tersisa, namun sangat sulit bagi
kita untuk memastikan peristiwa mengerikan apa yang sebenarnya terjadi
pada tahun 909 M itu, berbagai macam versi hipotesa tentang kepunahan
bangsa Maya, misalnya banjir, gempa bumi, angin topan, bencana maupun
pendapat lainnya tentang wabah, keracunan massal, penyakit menular,
bahkan dikatakan populasi yang membengkak, pembakaran hutan secara
berulang kali untuk bercocok tanam yang mengakibatkan tanah gersang,
ataupun bencana ekonomi, bahkan dikatakan invasi musuh, perang
antarkota, pemberontakan kaum petani maupun masalah sosial seperti bunuh
diri massal, dan pendapat lain yang tak terhitung jumlahnya. Apa pun
penyebabnya sama sekali tidaklah penting, intinya adalah sejarah sekali
lagi telah mempertahankan orang yang baik dan sederhana, sedangkan
sebutan "buta pengetahuan dan merosot moralnya" yang digunakan untuk
melukiskan keturunan bangsa Maya, hanyalah kaidah yang dilihat oleh mata
manusia masa kini, sangat lugu dan baik seperti tidak berpengetahuan,
tidak tahu mengejar keuntungan mendatangkan keputusasaan. Pertanyaannya
adalah mengapa sejarah manusia lagi-lagi mencatat lenyapnya umat manusia
yang disebut sebagai "kebijaksanaan leluhur"?

(Source Buku "Himpunan Inspirasi Peradaban Prasejarah")

No comments: